Add caption |
Dalam sebuah survei yang melibatkan lebih dari 200.000 pria dan wanita di 86 negara antara tahun 1981 dan 2005 terungkap orangtua berusia 40 tahun yang memiliki satu hingga tiga anak merupakan yang paling merasa berbahagia dibanding pasangan yang tidak punya anak.
Di lain pihak, orangtua yang berusia kurang dari 30 tahun mengakui kurang begitu bahagia dengan kelahiran anak. Sebaliknya orangtua yang berusia 30-39 tahun memiliki level kebahagiaan sama seperti halnya pasangan yang belum diberi momongan.
Bagaimana dengan pasangan yang mulai berusia lanjut? Di atas usia 50 tahun, para ibu dan ayah merasa hidupnya bahagia dengan kehadiran anak-anak, berapa pun anak yang mereka miliki.
Penelitian yang dilakukan oleh Max Planck Institute for Demographic Research di Jerman ini menyimpulkan pasangan yang memutuskan untuk tidak punya anak mungkin berbeda dengan mereka yang memilih sebaliknya. Perbedaan ini akan memengaruhi level kebahagiaan mereka.
Sebelumnya sebuah penelitian menyebutkan memiliki anak bisa mengurangi kebahagiaan perkawinan. Namun dari penelitian terbaru tersebut ternyata rasa tidak bahagia karena kerepotan mengurus anak tadi akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia anak.
"Untuk orangtua yang berusia 40 tahun, makin banyak jumlah anak yang dimiliki, makin bahagia mereka. Bisa dibilang anak-anak merupakan investasi kebahagiaan dalam jangka panjang," kata Mikko Myrskyla, ketua peneliti.
Semakin besar usia anak, kerepotan dalam membesarkan anak akan berkurang sehingga stres yang dirasakan ayah dan ibu mulai pupus. Selain itu anak-anak yang sudah dewasa bisa menjadi sumber dukungan finansial para orangtua, terutama di negara-negara yang penduduk lanjut usianya tidak ditanggung oleh negara.
Di negara yang sistem jaminan kesejahteraannya sudah baik, seperti Jerman, Austria atau Swiss, tidak ditemukan perbedaan kadar kebahagiaan dari pasangan yang punya anak atau tidak.
[http://kompas.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar