Isu utama
Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman kehidupan di Bumi yang paling signifikan. Salah satu cara untuk menghambat percepatan pemanasan global adalah dengan mengajak setiap individu melakukan perubahan gaya hidup. WWF mengajak publik untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana dan murah, yaitu hemat energi.
Ketergantungan manusia kepada listrik dari masa ke masa semakin meningkat. Sementara, pembangkit listrik yang mayoritas dibangun di semua negara berbahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang notabene mengeluarkan CO2 atau gas rumah kaca dan telah terbukti secara ilmiah berakibat langsung terhadap kenaikan dramatis temperatur rata-rata Bumi. Hal itu menyebabkan naiknya permukaan air laut, perubahan iklim, dan potensi kepunahan yang besar terhadap keanekaragaman hayati. Dampak pemanasan global ini sudah dipastikan akan mempengaruhi lingkungan hidup yang menjadi tempat hidup kita.
Sebagai negara berkembang yang banyak bergantung pada potensi sumber daya alam dan membutuhkan listrik untuk mendukung pembangunan, Indonesia harus menjaga kebutuhan ekstraksi alamnya agar tidak berkontribusi besar menjadi salah satu pengemisi terbesar di dunia, dan tetap dapat melanjutkan upaya memenuhi kebutuhan penduduk yang makin besar setiap tahun, termasuk dari sisi energi.
Diperlukan suatu kegiatan yang bertujuan mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi melakukan aksi kecil yang dapat membawa perubahan besar.
Apa itu EARTH HOUR ?
EARTH HOUR adalah salah satu kampanye WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret setiap tahunnya. Tahun ini, Earth Hour dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2011 pukul 20.30 - 21.30 (waktu setempat).
EARTH HOUR berawal dari kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia, dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5% pada tahun 2007. Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun bila dilakukan secara massal akan membuat kehidupan kita di Bumi menjadi lebih baik.
Apa pengaruh EARTH HOUR?
Pada tahun 2008, 50 juta orang di 35 negara mematikan lampunya dalam aksinya mendukung EARTH HOUR.
Pada tanggal 28 Maret 2009, ratusan juta orang di lebih dari 4000 kota besar dan kecil di 88 negara di seluruh dunia mematikan lampunya mendukung EARTH HOUR. EARTH HOUR 2009 dan 2010 menjadi gerakan lingkungan terbesar dalam sejarah.
Tujuan utama kampanye EARTH HOUR tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi, dan berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan.
Pada intinya, kampanye ini mengingatkan semua orang bahwa bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di EARTH HOUR saja, tetapi aksi kecil ini harus terus dibuktikan setiap hari untuk secara efektif mengurangi gas rumah kaca, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti: menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain
Dalam jangka panjang, diharapkan EARTH HOUR mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan di semua sektor agar bisa diadaptasi oleh pemerintahan dan korporasi di negara-negara partisipan untuk secara signifikan memasukkan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan yang mereka miliki supaya penurunan emisi gas rumah kaca bisa dilakukan secara komprehensif.
Jadi EARTH HOUR tidak bisa berhenti di 1 jam saja, melainkan diharapkan bisa diadaptasi oleh pemerintahan di negara-negara partisipan dan publik yang telah berkomitmen menjadi partisipan.
THIS EARTH HOUR, GO BEYOND THE HOUR
Turn off your lights for EARTH HOUR, then keep taking action to make a difference
Setelah 1 Jam, Jadikan Gaya Hidup!
Target :
- Mencapai lebih dari 1 milyar orang di seluruh dunia di lebih dari 5000 kota.
- Melibatkan komunitas-komunitas di lebih dari 6000 kota kecil dan kotamadya serta bekerjasama dengan banyak massa.
- Mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan.
- Memberikan mandat dari total dukungan yang terkumpul kepada para pemimpin dunia sehingga dapat membuat perubahan yang berarti.
Kenapa Jakarta?
Konsumsi energi Listrik di Indonesia terfokus di Jawa - Bali atau sebesar 78% dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional, karena 68% konsumennya berada di pulau Jawa-Bali. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi yang lebih kecil.
Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 29.605 GWH atau 23% total konsumsi listrik Indonesia, terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang.
Pendistribusiannya ke beberapa sektor terbagi menjadi:
- Rumah tangga : 33%
- Bisnis/perkantoran serta gedung komersial : 30%
- Sektor industri : 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang)
- Gedung pemerintahan : 3%
- Fasilitas publik dan sektor sosial : 4%
Seberapa besar pengaruh EARTH HOUR bagi Jakarta?
Dengan mematikan lampu-lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama 1 jam dapat memberikan kontribusi kepada penghematan listrik di Jakarta serta mendukung program efisiensi energi yang diinisiasi pemerintah pada pukul 17.00 - 22.00.
Apabila 10% penduduk Jakarta berpartisipasi dalam EARTH HOUR, maka Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh, yakni setara dengan:
- Mematikan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa
- Menghemat 267,3 ton CO2
- Menghemat lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya)
- Persediaan O2 untuk lebih dari 534 orang (1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidupnya)
- Apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ = menghemat hingga Rp 216.600.000,-
- Mengingatkan masyarakat bahwa terjadinya perubahan iklim juga berasal dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil
- Mempromosikan energi efisiensi di kota dengan populasi dan konsumsi listrik yang boros.
- Menciptakan dan memicu kesadaran masyarakat tentang gaya hidup hemat energi di kota-kota besar di Jawa-Bali, krisisnya pasokan serta distribusi listrik, dan juga potensi sumber-sumber listrik di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, dalam perspektif yang lebih luas juga dapat memberikan stimulasi perubahan perilaku serta insentif bagi perekonomian.
- UU no.30 Tahun 2007 mengenai Energi
- Instruksi presiden no.5 tahun 2006 mengenai kebijakan efisiensi energi
- Instruksi Presiden no.5 tahun 2005 mengenai efisiensi energi
- Instruksi Presiden no.2 tahun 2008 mengenai efisiensi energy dan air
- Peraturan Gubernur no.70 tahun 2009 mengenai konservasi energi
- Instruksi Gubernur DKI Jakarta no.73 tahun 2008 tentang Implementasi energi dan efisiensi air.
- Kebijakan Gubernur DKI Jakarta no.33 tahun 2008 tentang kriteria pemanfaatan energi dalam bangunan berpendingin udara
- Peraturan Pemerintah lainnya mengenai Perubahan Iklim dari Departemen terkait dan Dewan Nasional Perubahan Iklim.
- Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan bisnis untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim
- Mengedukasi masyarakat mengenai ancaman pemanasan global dan apa yang bisa setiap individu lakukan untuk membuat suatu perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari dalam mengurangi emisi mereka
- Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan EARTH HOUR, baik staf maupun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya pada jam yang ditentukan dan melakukan perubahan kebijakan dalam pengunaan energi
- Mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan
- Memberikan preseden baik agar EARTH HOUR dilakukan setiap tahun
- Mengukur perubahan emisi gas rumah kaca di Jakarta
- Memperoleh kurang lebih 500,000 orang pendukung EARTH HOUR, melalui kampanye online EARTH HOUR Indonesia di web, facebook twitter, dan mailing list
- Kegiatan komunitas masyarakat di Jakarta dan 4 kota besar lainnya di wilayah Jawa-Bali (Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Bali)
- Dukungan dari Walikota 5 wilayah DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup, dan Dewan Nasional Perubahan Iklim
- Dukungan dari pemerintah daerah dan publik di kota-kota besar lain yang menjadi target EARTH HOUR
- Ikon yang dimatikan: monumen - monument terkenal di Jakarta dan gedung pemerintahan di Jakarta dan sekitarnya
Matikan Lampu pada Sabtu 26, Maret 2011, pukul 20.30 - 21.30 (waktu setempat). Kami mengharapkan jutaan orang di seluruh dunia mematikan lampunya selama 1 jam sebagai pernyataan global. Tunjukkan bahwa kamu peduli perubahan iklim. Tindakan kecil dapat membuat perubahan besar.
Target Audience
- Pemerintah a. Pemerintah propinsi DKI Jakarta & pemerintah daerah di propinsi Jawa - Bali b. Sekretariat Kepresidenan, KemenLH, KemenESDM, DNPI, DEN, PLN/Indonesia Power Pesan: EARTH HOUR DIADAPTASI OLEH PEMERINTAH -> Seperti halnya Car Free Day yang disadari kebutuhannya oleh para pembuat kebijakan kota dan publik yang tinggal di kota-kota tersebut.
- Sektor Komersial (Bisnis/Perkantoran dan Mal Pesan: MATIKAN LAMPU & AC -> Earth Hour adalah pemicu dan bukti perubahan yang mudah dilakukan dan murah -> Gerakan awal untuk Green Office dan menurunkan emisi CO2 dalam jangka panjang
- Rumah Tangga Kalangan Menengah ke Atas Pesan: MATIKAN LAMPU & ALAT ELEKTRONIK YANG TIDAK SEDANG DIPAKAI -> Perubahan gaya hidup - tidak hanya hemat energi saja tetapi juga bergerak ke arah hidup cerdas dengan sumber daya dan pengelolaan sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar